Selasa, 22 April 2014

“HORE…!” AKU BISA NAIK SEPEDA




           Minggu pagi yang cerah.Di halaman Masjid yang luas dan rindang terlihat dua anak sedang memegangi sepeda yang di kendaraian seorang  anak yang sedang belajar naik sepeda.
        “Ayo terus di kayuh jangan takut jatuh kakak memeganginya !”Seru sang kakak memberi semangat.
        Sang adik memegang stang sepeda  terlihat kaku,pandangan matanya kadang kedepan melihat jalan terkadang kebawah melihat kakinya mengayuh pedal sepeda.Jalan sepeda melaju pelan berkelok kelok meski jalanan halus dan rata.
        Tiba tiba “Bruuk…”Sepeda jatuh.Rupanya kedua kakaknya melepaskan pegangan mereka dan si adik belum stabil bersepada .Menagiskah si adik ? Ternyata tidak justru mereka bertiga tertawa.
        “Astaghfirullah…kenapa di lepas pegangannya kak…? Aku khan belum bisa.” Protes si adik.
        “Iya …Maaf ya…Kakak kira sudah bisa.Nah … Sekarang kakak pegang lagi.Ayo cepat di kayuh sepedanya…!” Dukung kedua kakaknya penuh semangat
        Sepada di kayuh lagi dengan semangat .Jalannya masih belum berubah masih tetap berkelok kelok.Tapi agak sedikit kencang dari yang tadi.”Bruuk…” Kali ini sepeda terjatuh karena menabrak pot pot bunga hingga berantakan.
        “Masya Allah lututmu berdarah Dik…! Kamu tidak apa apa ?”Tanya sang kakak kuatir.
        “ Alhamdulillah tidak apa apa ! Wah tadi potnya tidak terlihat sich!”Sambil tersenyum mengusap darah di lututnya dengan sapu tangan.
         Tiba tiba Ayah sudah berada di dekat mereka,“Aduh …senang sekali ya…! Sampai tidak pulang pulang .Masya’allah Lututmu berdarah Ya Ahmad ! Ini  ayah  obati , Sakit ya...!” Tanya ayah penuh simpati. Sebenarnya  sedari tadi ayah tahu bahwa Ahmad terjatuh, tapi ayah tidak mau terlalu dini terlibat, karena hal ini akan mengurangi kemandirian anak dalam beraktivitas.Ketika Ayah  merasa mereka sudah waktunya di bantu maka barulah  ia datang.
        Sang Adik hanya meringis menahan pedih .Setelah beristirahat sejenak ,makan dan minum sekedarnya maka adik bangkit  memegang sepeda untuk belajar naik sepeda lagi.
PANTANG MENYERAH
                  Kalau kita mengingat waktu kecil kita belajar naik sepeda mungkin semangatnya tak jauh berbeda dari mereka. Ya semangat yang antusias meminjam istilah dari ustadz  Fauzil Adhim,untuk menggambarkan semangat yang pantang menyerah dari anak anak kita ketika belajar naik sepeda .
          Seperti Bayi yang baru belajar berjalan semangat yang antusias dari sang bayi mengalahkan semua kendala yang menghalangi demikian pula dalam belajar bersepeda.
Terjatuh berulang kali dan tak jarang tubuh ikut terluka tak menyurutkan tekad mereka untuk terus mencoba sampai mereka bisa.
          Kita bisa menarik garis kesimpulan dari mengamati proses belajar anak anak ini. Secara alami anak mempunyai semangat yang tinggi untuk mempelajari sesuatu yang baru .Semangat ini sangat di perlukan untuk menghadapi tantangan hidup yang semakin lama semakin berat di kemudian hari.Tapi dalam perjalanan perkembangan anak, tidak jarang kita melihat semangat ini mengendur bahkan ada yang sampai menghilang.Dan celakanya justru kita sebagai orang tua  kadang yang menjadi  salah satu penyebabnya.
Lalu bagaimana kiatnya supaya anak -anak kita tetap bersemangat ?

a-_Buat setiap kegiatan menyenangkan bagi anak
     Kreativitas kita sebagai orang tua di uji untuk membuat setiap kegiatan selalu menarik bagi anak. Tidak harus mengeluarkan anggaran berlebih untuk kegiatan ini, cukup sederhana dan memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita. Yang paling penting dalam kegiatan ini peran kita sebagai orang tua untuk selalu dekat di hati anak anak kita.  
b._Hindari pemaksaan kegiatan bila anak sedang tidak minat
     Main paksa untuk segala hal adalah tidak menyenangkan, begitupun anak-anak akan merasakan hal yang sama.Bukannya anak akan mengikuti keinginan kita, maka yang terjadi justru sikap penolakan.Sehingga kegiatan yang kita anggap baik dan kita rancang sedemikian rupa untuk anak anak tidakberjalan sesuai harapan. 
c._Selalu memotivasi anak untuk selalu berbuat yang lebih baik
      Hampir semua orang ingin di perhatikan. Perhatian itu bisa berupa motivasi untuk membuat kita bisa selalu berbahagia dan untuk bisa selalu berbuat kebaikan.Sebagaima Rasulullah SAW menyatakan;"Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini" 
d.Beri anak Reward bisa berupa pujian atau perhatian.
   Jarang terjadi ada anak yang tidak mau di puji atau di perhatikan, bahkan bisa di katakan anak anak selalu mencariperhatian kita.Tingkah polah mereka yang mengemaskan adalah salah satu bentuk upaya anak untuk menarik perhatian kita.
      Kecermatan kita untuk memberi perhatian atau Reward pada anak perlu kita perhatikan. 
Hindari Reward yang malah membuat anak tidak bersemangat, bila suatu saat anak mencapai suatu prestasi.tapi tidak mendapatkan penghargaan yang serupa.
     Sebenarnya anak sudah merasa cukup puas bila anak bisa menguasai pelajaran atau kegiatan yang mereka anggap menantang semisal belajar naik sepeda. Keberhasilan  itu sudah merupakan  hal yang   mengembirakan bagi anak.   
                   

                                                                      SRI LESTARI